Kegiatan
Belajar 1
Pengertian
Model Pengembangan Teknologi Pembelajaran dan serta uraian tentang Model
Pengembangan ASSURE, ADDIE, dan Hannafin dan Perck
Ketika anda
hendak belajar tentang teknologi pembelajaran, maka kita tidak hanya berbica
tentang media, alat peraga dan jenis-jenis media, tetapi lebih dari itu kita
butuh pengetahuan tentang model pengembangan teknologi pembelajaran, karena
sebagai calon pendidik bukan hanya sekedar mengajar, tetapi bagaimana seorang
pendidik harus mampu mendesain pembelajarannya agar semenarik mungkin, sehingga
kita membutuhkan pengetahuan tentang model pengembangan teknologi pembelajaran.
Coba anda simak uraian dalam modul berikut.
A. Model
pengembangan teknologi pembelajaran
Sebelumnya kita
telah membahas mengenai jenis-jenis media pembelajaran, selanjutnya kita akan
membahas mengenai model-model pengembangan teknologi pembelajaran, tetapi kita
harus mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan model itu sendiri, sebelum kita
membahas beberapa jenis model pengembangan teknologi pembelajaran.
Seels dan
Richey dalam Gde Putu Arya Oka yang mengemukakan konsep tentang model yang berpendapat
bahwa model merupakan suatu proses atau perbuatan yang dapat digunakan untuk
membantu dalam memahami sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dialami secara
langsung (Oka, 2017). Selain itu model dapat dikatakan sebagai suatu konsep
untuk mempresentasikan sesuatu hal (Trianto, 2011). dengan kata lain model
merupakan suatu perbuatan yang mewakili dan
disusun secara terstruktur. Banyak hal yang berbicara tentang model,
misalnya model dalam matematika, model pesawat terbang, namun kita akan
membahas mengenai model pembelajaran.
Selanjutnya
bagaimana dengan model pembelajaran? Nah, ketika kita berbicara tentang model
pembelajaran maka hal ini tidak akan jauh dari pembelajaran, model pembelajaran
merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai tuntunan
atau pedoman dalam merencanakan pembelajaran untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk buku-buku, computer, kurikulum (Trianto, 2011). Jadi
dengan demikian model merupakan pedoman bagi pendidik yang terstruktur untuk
mengajar.
Penelitian
Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk, baik itu memodifikasi produk
yang sudah ada atau membuat produk baru (Yaumi, 2017). Nah, Perlu kita ketahui
berhubungan metode pengembangan mencakup tiga hal pokok yang harus ada dalam
pengembangan di antaranya: 1) model pengembangan, hal ini menjelaskan
bahwa setiap pengembangan perlu mengemukakan model apa yang dipakai, 2) prosedur
pengembangan, hal ini berhubungan dengan tahapan model seperti apa yang
digunakan, apakah mengikuti prosedur model ASSURE, ADDIE, Hannafin dan Peck,
dan masih banyak model pengembangan yang lainnya, dan 3) uji coba produk,
karena pengembangan bertujuan untuk menghasilkan suatu produk, tentunya produk
membutuhkan uji coba terlebih dahulu agar produk menjadi layak untuk digunakan
(Setyosari, 2013).
Berikutnya kita
akan membahas mengenai beberapa model pengembangan pembelajaran yang ada, di
antaranya Model pengembangan ASSURE, ADDIE, dan model Dick & Carey.
B. Model
pengembangan ASSURE, ADDIE, model Dick & Carey dan dan Hannafin dan Perck
1.
Model Pengembangan ASSURE
Ada beberapa model
pengembangan media pembelajaran salah satunya adalah model pengembangan ASSURE,
model pengembangan ini merupakan model yang dipelopori oleh Sharon Smaldino,
Robert Heinich, James Russel dan Michael Molenda, model ASSURE merupakan
singkatan yang terdiri dari enam langkah di antaranya: 1) Analize learner
characteristic, menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran; 2) state
objective, yakni menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran; 3) select
or modify media, yaitu memilih atau modifikasi materi dan media yang
digunakan dengan tepat; 4) utilize, yakni menggunakan materi dan media
yang telah dipilih; 5) require learner response, yaitu meminta tanggapan
dan umpan balik dari peserta didik 6) evaluate, yaitu melakukan evaluasi
terhadap proses proeses pembelajaran yang telah dilakukan (Susanto, 2014).
Model ini merupakan model yang disusun atau dibentuk untuk kegiatan belajar
mengajar yang sering juga disebut model berorientasi kelas (Santoso, 2013).
Perlu diketahu
di mana Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran efektif
dan efisien dalam penggunaan teknologi dan media, khususnya pada kegiatan
pembelajaran yang menggunakan teknologi media dalam pembelajaran (Eva, 2015). Berikut
penjelasan dari setiap komponen-komponen atau yang biasa disebut
langkah-langkah dalam model pengembangan ASSURE
a. Analize learner
characteristic, menganalisis karakteristik peserta didik, pada langkah
pertama dalam model ASSURE adalah bagaimna pendidik mengetahui katakteristik
peserta didik, yang berhubungan dengan karakteristik umum di antaranya jenis
kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan
faktor sosial ekonomi serta etnik dan mendiagnosis kemampuan awal
pembelajar (Smaldino, dkk, 2011), penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa
pengetahuan awal peserta didik merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh
dalam bagaimana dan apa yang dapat
mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi peserta didik
(Purwanti, 2015).
b. State objective, merumuskan
tujuan pembelajaran, setelah menganalisis karakteristik peserta didik, maka
langka selanjutnya adalah merumuskan tujuan peserta didik, tujuan pembelajaran
akan dijabarkan dalam kurikulum atau bahkan dikembangkan sendiri oleh pendidik
(Achmadi, 2014). Penentuan tujuan dapat dirumuskan dengan teknik ABCD, Audience,
tentang apa yang dilakukan peserta didik yang menjadi sasaran tujuan, bukan apa
yang dilakukan pendidik, selanjutnya adalah Behavior, merupakan perilaku
apa yang hendak dicapai setelah pembelajaran, kemudian Condition, keadaaan
dimana perilaku tersebut diamati, dan Degree, tingkat kemampuan, sampai
dimana kemampuan yang harus dikuasai (Smaldino, dkk, 2011).
c. Select or
modify methods, media and materials, memilih metode,
media dan materi, dalam memilih ada tiga tahap pertama, memilih metode
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, selain itu juga mempertimbangkan gaya
dan motivasi belajar peserta didik, kedua, memilih media yang digunakan
merupakan pekerjaan yang gampang-gampang susah, karena dalam menggunakan media,
selain efektif juga harus efisien, tentunya media yang digunakan harus juga
sesuai dengan metode yang digunakan dalam pembelajaran, selanjutnya yang ketiga,
memilih materi dalam penyajian materi bukan sekedar dipilih saja tetapi
juga dapat dirubah serta dimodifikasi bahkan merancang materi agar dapat
mendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran (Smaldino, dkk, 2011).
d. Utilize, memanfaatkan
atau menggunakan media dan materi,bahwa sekarang perubahan paradigm
pembelajaran dari teacher-centered ke student-centered (Achmadi,
2014), yang dulunya pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher
centered), dimana pendidik menjadi sumber informasi satu-satunya, sedang
sekarang sudah beralih ke pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, di
mana pembelajaran mandiri sudah menjadi kegiatan peserta didik, bahwa informasi
sudah sangat mudah didapatkan bukan hanya pada pendidik, pembelajaran yang
sifatnya klasikal kini tidak lagi cocok digunakan pada generasi sekarang. Jadi
seorang pendidik harus mampu memanfaatkn media dengan baik sehingga
pembelajaran tetap efektif dan efisien.
Require
learner response, meminta partisipasi peserta didik,
pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melinbatkan peserta didik,
karena semakin banyak pengalaman yang dimiliki peserta didik maka semakin
banyak yang dapat diterima oleh peserta didik, hal ini sesuai kerucut
pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale berikut:
Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Darmadi, 2017).
Kita bisa
melihat dari gambar di atas bahwa semakin banyak pendidik melibatkan peserta
didik dalam proses pembelajaran, maka semakin banyak yang diterima oleh peserta
didik, sehingga pemberian pengalaman atau peran aktif dalam partisipasi peserta
didik sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
a. Evaluate, langkah
terakhir dari model Assure adalah mengevaluasi dan merevisi, evaluasi bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana pencapaian peserta didik, serta hal-hal apa saja
yang perlu dibenahi atau direvisi baik itu metode, media ataupun materi yang
digunakan (Smaldino, dkk, 2011), sehingga tujuan tercapai sesuai dengan harapan.
1.
Model Pengembangan ADDIE
Setelah kita
membahas model pengembangan ASSURE, selanjutnya kita akan membahas mengenai
model pengembangan ADDIE, jika model pengembangan ASSURE merupakan singkatan
dari komponen pengembangan dari model tersebut, maka model pengembangan ADDIE
juga merupakan singkatan dari Analysis (menganalisis), Design
(merancang), Development (mengembangkan), Implementation
(mengimplementasikan), dan Evaluation (mengevaluasi) (Rozalena dan Dewi,
2016). Model pengembangan ini dipopulerkan pada tahun 1990-an oleh Reiser dan
Mollenda (Sutarti dan Irawan, 2017). Coba kita perhatikan berikut penjelasan
tahapan-tahapan dari model pengembangan ADDIE yang terdiri dari:
a. Analysis (menganalisis),
sebelum mendesai suatu produk maka pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan
(need assesment), melihat kesenjangan yang ada serta
karakteristik peserta didik (Trisiana dan Wartoyo, 2016). ada tiga hal yang
perlu dianalisis, di antaranya: peserta didik, pembelajaran, dan media untuk
menyampaikan bahan ajar (Pohan, dkk, 2014). Pembelajaran dalam hal ini
berkaitan dengan bahan ajar serta kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Design (merancang),
proses merancang produk harus bersangkutan dengan pembuatan silabus, maka
seharusnya memuat tujuan pembelajaran, kebijakan, tugas, serta jadwal
pembelajaran, serta strategi pembelajaran (Pohan, dkk, 2014) Tentunya produk
yang dirancang sesuai dengan apa yang diperoleh dari tahap awal, tentang
kebutuhan peserta didik, dll.
c. Development
(mengembangkan), setelah kita memperoleh dokumen pada tahap desain, yang
merupakan rancangan, selanjutnya pada tahap ini dilakukan penelitian dan
penyusunan materi sebagai solusi dan mengembangkannya (Bifaqihh dan Qomaruddin,
2015).
d. Implementation
(mengimplementasikan), Pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan
kemudian diuji cobakan (Trisiana dan Wartoyo, 2016).
e. Evaluation (mengevaluasi).
Tahap terakhir adalah melakukan evaluasi yang meliputi evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data pada setiap
tahapan yang digunakan untuk penyempurnaan dan evaluasi sumatif dilakukan pada
akhir program untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik dan kualitas pembelajaran
secara luas (Tegeh dan Kirna, 2013). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
dampak dari pengalaman belajar, dengan cara menganalisa kepuasan peserta didik,
hasil belajar serta kelulusan (Bifaqihh dan Qomaruddin, 2015).
2.
Model Pengembangan Hannafin dan Perk
Selanjutnya
kita akan membahas mengenai model pengembangan Hannafin dan Perck, model
pengembangan ini beriorientasi pada pengembangan produk, pada model
pengembangan ini terdapat beberapa komponen di antaranya; 1) Need Asessment
(Analisis Kebutuhan); 2) design (perancangan); 3) development
(pengembangan) dan implementation (implementasi) (Megawati, 2015). Coba
perhatikan berikut uraian dari komponen model pengembangan tersebut:
a. Need Asessment (Analisis Kebutuhan); langkah
yang pertama adalah mengalisis kebutuhan, sebelum mendesain sebuah media
pembelajaran maka kita harus terlebih dahulu apa yang dibutuhkan termasuk di
dalamnya tujuan yang hendak dicapai (Suryana, dkk, 2014).
b. design (perancangan);
setelah mengetahui kebutuhan peserta didik, maka selanjutnya adalah fase
perancangan media/produk sesuai kebutuhan peserta didik, pada fase ini
informasi yang diperoleh pada fase analisis didokumenkan yang akan menjadi
tujuan dibuatnya media/produk (Wirawan, dkk, 2017).
a. development (pengembangan)
dan implementation (implementasi). Pada fase ini produk kemudian
divalidasi, yang melibatkan validator, ahli materi dan ahli media, selanjutnya
setelah produk siap kemudian diuji cobakan pada peserta didik (Hanzen, dkk,
2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar